Jumat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jumat adalah salah satu nama hari dalam seminggu, yaitu antara hari Kamis dan Sabtu. Nama arkais untuk hari Jumat adalah Sukra.

Menurut ISO 8601, hari Jumat merupakan hari kelima dalam seminggu. Sementara menurut beberapa negara, khususnya Indonesia, dan dalam tradisi Abrahamik, hari Jumat merupakan hari keenam dalam seminggu.

Etimologi[sunting | sunting sumber]

Nama "Jumat" berasal dari bahasa Arab, الْجُمُعَة (al-jumuʿa), yang seakar dengan kata جَمَعَ (jamaʿa) yang berarti "berkumpul" dan kata جَمَاعَة (jamāʿa) yang berarti jemaah. Nama tersebut terutama merujuk pada salat Jumat yang dijalankan oleh umat Muslim pada hari tersebut.

Nama "Sukra" berasal dari bahasa Sanskerta, शुक्र (śukra), yaitu Sukra, dewa dalam agama Hindu, serta merujuk pada planet Venus.

Kepentingan[sunting | sunting sumber]

Di beberapa negara, terutama di negara-negara Islam, Jumat dijadikan sebagai akhir pekan, bersama dengan hari Sabtu.

Perayaan keagamaan[sunting | sunting sumber]

Islam[sunting | sunting sumber]

Umat Islam menjadikan hari Jumat sebagai hari yang memiliki kemuliaan. Hari Jumat merupakan hari terbaik di sisi Allah sehingga beberapa ibadah tertentu dikhususkan hanya pada hari Jumat.[1] Kemuliaan hari Jumat disebutkan dalam salah satu hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah. Dalam pandangan Islam, hari Jumat merupakan hari yang dipilih oleh Allah untuk diagungkan. Ini merupakan pertanda bagi perselisihan antara Yahudi dan Nasrani dalam peribadatan. Yahudi memilih hari Sabtu, sedangkan Nasrani memilih hari Minggu.[2]

Sementara itu, pada hadis lain yang diriwayatkan pula oleh Abu Hurairah, disebutkan bahwa kemuliaan hari Jumat didasarkan oleh beberapa hal. Hari Jumat diyakini sebagai hari terbaik yang dilalui oleh Matahari. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada Adam selalu terjadi pada hari Jumat, mulai dari penciptaan, menempati surga hingga terusir dari surga. Selain itu, hari Jumat juga diyakini sebagai hari terjadinya kiamat.[3]

Kristen

Hari Jumat juga mendapat tempat khusus dalam Kekristenan, terutama untuk mengenang kematian Yesus pada hari Jumat Agung. Beberapa denominasi Kristen mengenang peristiwa tersebut dengan mengadakan puasa Jumat.

Menurut tradisi Katolik, Gereja menjalankan misa khusus Jumat Pertama sebagai bentuk devosi kepada Hati Kudus Yesus.[4] Selain itu, Gereja juga mengkhususkan hari-hari Jumat tertentu, terutama hari-hari Jumat pada Masa Prapaskah, sebagai hari-hari untuk melakukan puasa dan pantang, sebagai salah satu bentuk pertobatan sebelum memasuki Pekan Suci dan peneladanan atas puasa Yesus.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Adil 2018, hlm. 289.
  2. ^ Adil 2018, hlm. 289-290.
  3. ^ Adil 2018, hlm. 290.
  4. ^ katolisitas.org. "Tentang Misa Jumat Pertama – katolisitas.org" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-07-20. 
  5. ^ "Iman Katolik .....Media Informasi dan Sarana Katekese". www.imankatolik.or.id. Diakses tanggal 2023-07-20. 

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

  • Adil, Abu Abdirrahman (2018). Mujtahid, Umar, ed. Ensiklopedi Salat. Jakarta: Ummul Qura. ISBN 978-602-7637-03-0. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]